makalah hidrokarbon
Makalah
Penyehatan Udara
HIDROKARBON
Disusun oleh:
1.
Ikfina Agustina (P07133212047)
2.
Imam Setya A (P07133212050)
3.
Nina Novia T (P07133212057)
4.
Nuzul Riati (P07133212059)
5.
Riska Listyanti (P07133212063)
KEMENTRIAN
KESEHATAN RI
POLITEKNIK
KESEHATAN KEMENKES YOGYAKARTA
JURUSAN
KESEHATAN LINGKUNGAN (S1 Terapan )
2012
DAFTAR ISI
Daftar isi.............................................................................................................................. i
BAB I .
PENDAHULUAN................................................................................................ 1
A.
Latar Belakang........................................................................................................ 1
B.
Rumusan Masalah.................................................................................................... 2
C.
Tujuan...................................................................................................................... 2
BAB II.
KEPUSTAKAAN................................................................................................ 3
A.
Definisi Hidrokarbon............................................................................................... 3
B.
Klasifikasi
Hidrokarbon ......................................................................................... 5
C.
Dampak Pencemaran
Hidrokarbon ......................................................................... 8
D.
Pengendalian
Hidrokarbon ..................................................................................... 10
E.
Pencegahan.............................................................................................................. 11
BAB III. KASUS-
KASUS PENCEMARAN UDARA................................................... 12
A.
Pencemaran udara di
jawa Barat............................................................................. 12
B.
Pencemaran udara di
Amerika................................................................................. 13
C.
Pencemaran udara di
Jepang .................................................................................. 14
BAB IV. PENUTUP...........................................................................................................
15
A.
Kesimpulan ............................................................................................................. 15
B.
Saran........................................................................................................................ 15
Daftar Pustaka..................................................................................................................... 16
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Udara
dimana di dalamnya terkandung sejumlah oksigen, merupakan komponen esensial
bagi kehidupan, baik manusia maupun makhluk hidup lainnya. Udara merupakan
campuran dari gas, yang terdiri dari sekitar 78 % Nitrogen, 20 % Oksigen; 0,93
% Argon; 0,03 % Karbon Dioksida (CO2) dan sisanya terdiri dari Neon
(Ne), Helium (He), Metan (CH4) dan Hidrogen (H2). Udara
dikatakan "Normal" dan dapat mendukung kehidupan manusia apabila
komposisinya seperti tersebut diatas. Sedangkan apabila terjadi penambahan
gas-gas lain yang menimbulkan gangguan serta perubahan komposisi tersebut, maka
dikatakan udara sudah mengalami pencemaran/ terpolusi. Akibat aktifitas
perubahan manusia udara seringkali menurun kualitasnya. Perubahan kualitas ini
dapat berupa perubahan sifat-sifat fisis maupun sifat-sifat kimiawi. Perubahan
kimiawi, dapat berupa pengurangan maupun penambahan salah satu komponen kimia
yang terkandung dalam udara, yang lazim dikenal sebagai pencemaran udara. Kualitas
udara yang dipergunakan untuk kehidupan tergantung dari lingkungannya.
Kemungkinan disuatu tempat dijumpai debu yang bertebaran dimana-mana dan
berbahaya bagi kesehatan. Demikian juga suatu kota yang terpolusi oleh asap
kendaraan bermotor atau angkutan yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan.
Di dunia, dikenal 6 jenis zat pencemar udara utama yang
berasal dari kegiatan manusia (anthropogenic sources), yaitu Karbon monoksida
(CO), oksida sulfur (SOx), oksida nitrogen (NOx), partikulat, hidrokarbon (HC),
dan oksida fotokimia, termasuk ozon.Pencemaran udara akibat kegiatan
transportasi yang sangat penting adalah akibat kendaraan bermotor di darat.
Kendaraan bermotor menghasilkan gas CO, Nox, HC, SO2 dan tetraethyl lead, yang
merupakan bahan logam timah yang ditambahkan ke dalam bensin berkualitas rendah
untuk meningkatkan nilai oktan guna mencegah terjadinya letupan pada mesin.
Parameter-parameter penting akibat aktivitas ini adalah CO, Partikulat, Nox,
HC, Pb dan Sox (Fardiaz, 1992). Di Indonesia, kurang lebih 70%
pencemaran udara disebabkan oleh emisi kendaraan bermotor. Kendaraan bermotor
mengeluarkan zat-zat berbahaya yang dapat menimbulkan dampak negatif, baik
terhadap kesehatan manusia maupun terhadap lingkungan, seperti timbal/timah
hitam (Pb), suspended particulate matter (SPM), oksida nitrogen (Nox),
hidrokarbon (HC), karbon monoksida (CO), dan oksida fotokimia (Ox). Kendaraan
bermotor menyumbang hampir 100% timbal, 13-44% suspended particulate matter
(SPM), 71-89% hidrokarbon, 34-73% Nox, dan hampir seluruh karbon monoksida (CO)
ke udara Jakarta. Menurut penelitian ”Jakarta Urban
Development Project”, konsentrasi timbal di Jakarta akan mencapai 1,7-3,5
mikrogram/meter kubik (ìg/m3) pada tahun 2000. Menurut Bapedalda Bandung,
konsentrasi hidrokarbon mencapai 4,57 ppm (baku mutu PP 41/1999: 0,24 ppm), Nox
mencapai 0,076 ppm (baku mutu: 0,05 ppm), dan debu mencapai 172 mg/m3 (baku
mutu: 150 mg/m3) (Soedomo, 2001).
B.
Rumusan Masalah
1. Apa pengertian hidrokarbon ?
2. Bagaimana klasifikasi hidrokarbon
?
3. Apa dampak pencemaran hidrokarbon
?
4. Bagaimana cara mengendalikan
hidrokarbon?
5. Bagaimana cara pencegahannya ?
C. Tujuan
Dapat memahami definisi serta klasifikasi
dari hidrokarbon,
Dapat memahami dampak serta pengendalian
dan pencegahannya.
BAB II
KEPUSTAKAAN
A.
Definisi Hidrokarbon
Gas alam atau juga disebut gasolin, adalah bahan bakar
fosil berbentuk gas yang terutama terdiri dari metana. Ia banyak ditemukan di ladang minyak dan ladang gas alam dalam jumlah besar, dan juga di dasar tambang batu bara dalam jumlah
kecil.Gas yang kaya akan metana yang tercipta dari pembusukan anaerobik bahan-bahan organik selain dari fosil, maka disebut biogas. Sumber biogas dapat ditemukan di rawa-rawa, tempat pembuangan akhir, pembuangan
kotoran, dan pupuk serta gas dalam perut/usus sapi.
Metana adalah gas rumah kaca yang dapat menciptakan pemanasan global ketika terlepas ke atmosfer, dan
umumnya dianggap sebagai polutan ketimbang sumber energi yang berguna. Meskipun
begitu, metana di atmosfer bereaksi dengan ozon, memproduksi karbon dioksida dan air, sehingga efek rumah kaca dari metana yang terlepas ke udara
relatif hanya berlangsung sesaat. Sumber metana yang berasal dari makhluk hidup
kebanyakan berasal dari rayap, ternak (mamalia) dan pertanian (diperkirakan
kadar emisinya sekitar 15, 75 dan 100 juta ton per tahun secara
berturut-turut).
Komponen kimia utama metana adalah (CH4), yang merupakan molekul hidrokarbon yang terpendek dan teringan. Ia juga mungkin mengandung zat hidrokarbon
gas yang lebih berat seperti etana (C2H6), propana (C3H8) and butana (C4H10), selain gas-gas lain yang mengandung sulfur dalam jumlah yang berbeda-beda.
Hidrokarbon merupakan segolongan senyawa yang banyak
terdapat di alam sebagai minyak bumi. Indonesia banyak menghasilkan minyak bumi
yang mempunyai nilai ekonomi tinggi, diolah menjadi bahan bakar motor, minyak
pelumas dan aspal. Hidrokarbon (HC), walaupun ada berbagai nama untuk polutan
ini, mulai dari "gas organik reaktif" sampai "senyawa organik
yang mudah menguap", tetapi semua nama tersebut mengacu pada ribuan
polutan yang terdapat dalam bensin yang tak terbakar, cairan pencuci kering,
zat pelarut untuk industri, dan berbagai jenis kombinasi lain dari hidrogen
dengan karbon. Banyak jenis hidrokarbon berbahaya secara sendiri-sendiri:
benzene, suatu konstituen dari gasolin, misalnya, dapat menimbulkan leukemia.
Jenis-jenis lain bereaksi dengan oksida-oksida nitrogen dalam cahaya matahari,
dan menimbulkan asap kabut atau ozon.
Hidrokarbon dan oksidan fotokimia merupakan komponen
polutan udara yang berbeda tetapi mempunyai hubungan satu dengan yang lain.
Hidrokarbon merupakan polutan primer karena dilepaskan ke udara secara
langsung, sedangkan oksidan fotokimia berasal dari reaksi-reaksi yang
melibatkan hidrokarbon baik secara langsung maupun tidak langsung. Masalah yang
dihadapi karena adanya polusi hidrokarbon harus mempertimbangkan juga adanya
polusi oksidan fotokimia.
Akibat aktifitas perubahan manusia udara seringkali menurun
kualitasnya. Perubahan kualitas ini dapat berupa perubahan sifat-sifat fisis
maupun sifat-sifat kimiawi. Perubahan kimiawi, dapat berupa pengurangan maupun
penambahan salah satu komponen kimia yang terkandung dalam udara, yang lazim
dikenal sebagai pencemaran udara. Kualitas udara yang dipergunakan untuk
kehidupan tergantung dari lingkungannya. Kemungkinan disuatu tempat dijumpai
debu yang bertebaran dimana-mana dan berbahaya bagi kesehatan. Demikian juga
suatu kota yang terpolusi oleh asap kendaraan bermotor atau angkutan
yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan.
Pencemaran udara yang diakibatkan oleh gas buang
kendaraan bermotor pada akhir- akhir ini sudah berada pada kondisi
yang sangat memprihatinkan dan memberikan andil yang terbesar dalam
pencemaran udara secara total terutama di kota-kota besar negara
berkembang.
Salah satu polutan gas buang kendaraan bermotor yang
ikut berpartisipasi dalam pencemaran udara adalah hidrokarbon. Bensin
yang digunakan sebagai bahan bakar untuk kendaraan bermotor merupakan
suatu campuran komplek antara hidrokarbonhidrokarbon sederhana dengan
sejumlah kecil bahan tambahan non-hidrokarbon bersifat sangat volatil
yang sangat mudah menguap dan mengemisikan hidrokarbon ke udara.
Hidrokarbon yang diemisikan tersebut merupakan polutan primer karena
dilepaskan ke udara secara langsung oleh kendaraan bermotor baik pada
saat pengisian bahan bakar maupun karena tidak sempurnanya pembakaran yang
terjadi di ruang bakar.
B.
Klasifikasi Hidrokarbon
Klasifikasi hidrokarbon merupakan senyawa yang hanya
tersusun oleh karbon dan hidrogen. Sedangkan senyawa karbon lainnya dapat
dipandang sebagai turunan dari hidrokarbon. Hidrokarbon masih dapat dibagi
menjadi dua kelompok utama: hidrokarbon alifatik, termasuk di dalamnya adalah
yang berantai lurus, yang berantai cabang, dan rantai melingkar, dan kelompok
kedua, hidrokarbon aromatik yang mengandung cincin atom karbon yang sangat
stabil.
Hidrokarbon
alifatik masih dapat dibagi menjadi dua kelompok berdasarkan kelipatan ikatan
karbon-karbon; hidrokarbon jenuh yang mengandung ikatan tunggal karbon-karbon;
dan hidrokarbon tak jenuh yang mengandung paling sedikit satu ikatan rangkap
dua karbon-karbon atau ikatan rangkap tiga.
a. Jenis-Jenis hidrokarbon
Jenis
|
Rumus Molekul
|
Titik Didih
|
Titik lebur
|
Wujud
|
Kegunaan
|
Metana
|
CH4
|
-161-
|
-153
|
Gas
|
Bahan bakar,carbon
hitam,gasoline
|
Etana
|
C2H6
|
-88
|
-183,3
|
Gas
|
Bahan kimia
|
Propana
|
C3H8
|
-46
|
-189,7
|
Gas
|
Bahan bakar
pemantik api, pemanggang
|
Butana
|
C4H10
|
-1
|
-138,40
|
Gas
|
Bahan bakar
pemantik,pemanggang
|
Pentana
|
C5H12
|
36,1
|
129,7
|
Cair
|
Pelarut,pendingin
|
Heksana
|
C6H14
|
69,7
|
-95,3
|
Cair
|
Bahan bakar motor
|
Heptana
|
C7H16
|
98,4
|
-90,6
|
Cair
|
Pelarut
|
Oktana
|
C8H18
|
125,7
|
-56,8
|
Cair
|
Pelarut
|
Nonana
|
C9H20
|
150,8
|
-53,5
|
Cair
|
Pelarut
|
Decana
|
C10H22
|
174,1
|
-29,7
|
Cair
|
Pelarut
|
Kerosen
|
200-315
|
Cair
|
Bahan bakar
kompor,disel ,dsb
|
||
Bahan bakar minyak
|
Sampai 357
|
Cair
|
|||
Minyak Pelumas
|
350dst
|
Cair
|
|||
Faraffin-lilin
|
Solid
|
||||
Minyak tanah
|
residu
|
b. Karakteristik Hidrokarbon
Struktur Hidrokarban (HC) terdiri dari elemen hidrogen
dan korbon dan sifat fisik HC dipengaruhi oleh jumlah atom karbon yang menyusun
molekul HC. HC adalah bahan pencemar udara yang dapat berbentuk gas, cairan
maupun padatan. Semakin tinggi jumlah atom karbon, unsur ini akan cenderung
berbentuk padatan. Hidrokarbon dengan kandungan unsur C antara 1-4 atom karbon
akan berbentuk gas pada suhu kamar, sedangkan kandungan karbon diatas 5 akan
berbentuk cairan dan padatan.
HC yang berupa gas akan tercampur dengan gas-gas hasil
buangan lainnya. Sedangkan bila berupa cair maka HC akan membentuk semacam
kabut minyak, bila berbentuk padatan akan membentuk asap yang pekat dan
akhirnya menggumpal menjadi debu. Berdasarkan struktur molekulnya, hidrokarbon
dapat dibedakan dalam 3 kelompok yaitu hidrokarban alifalik, hidrokarbon aromatik
dan hidrokarbon alisiklis. Molekul hidrokarbon alifalik tidak mengandung cincin
atom karbon dan semua atom karbon tersusun dalam bentuk rantai lurus atau
bercabang.
Hidrokarbon (HC), walaupun ada berbagai nama untuk
polutan ini, mulai dari “gas organik reaktif” sampai “senyawa organik yang
mudah menguap”, tetapi semua nama tersebut mengacu pada ribuan polutan yang
terdapat dalam bensin yang tak terbakar, cairan pencuci kering, zat pelarut
untuk industri, dan berbagai jenis kombinasi lain dari hidrogen dengan karbon.
Banyak jenis hidrokarbon berbahaya secara sendiri-sendiri: benzene, suatu
konstituen dari gasolin, misalnya, dapat menimbulkan leukemia. Jenis-jenis lain
bereaksi dengan oksida-oksida nitrogen dalam cahaya matahari, dan menimbulkan
asap kabut atau ozon.
Hidrokarbon dan oksidan fotokimia merupakan komponen
polutan udara yang berbeda tetapi mempunyai hubungan satu dengan yang lain.
Hidrokarbon merupakan polutan primer karena dilepaskan ke udara secara
langsung, sedangkan oksidan fotokimia berasal dari reaksi-reaksi yang
melibatkan hidrokarbon baik secara langsung maupun tidak langsung. Masalah yang
dihadapi karena adanya polusi hidrokarbon harus mempertimbangkan juga adanya
polusi oksidan fotokimia.
Hidrokarbon merupakan teknologi umum yang digunakan untuk beberapa senyawa
organic yang diemisikan bila bahan bakar minyak dibakar. Sumber langsung dapat
berasal dari berbagai aktivitas perminyakan yang ada, seperti ladang minyak,
gas bumi geothermal. Umumnya hidrokarbon terdiri atas methana, ethan dan
turunan-turunan senyawa alifatik dan aromatic. Hidrokarbon dinyatakan dengan
hidrokarbon total (THC).
Senyawa hidrokarbon yang terkandung dalam minyak bumi
berupa benzena, toluena, ethylbenzena, dan isomer xylena, dikenal sebagai BTEX,
merupakan komponen utama dalam minyak bumi, bersifat mutagenik dan karsinogenik
pada manusia. Senyawa ini bersifat rekalsitran, yang artinya sulit mengalami
perombakan di alam, baik di air maupun di darat.
c. Sumber dan Distribusi
Hidrokarbon merupakan segolongan senyawa yang banyak
terdapat di alam sebagai minyak bumi. Indonesia banyak menghasilkan minyak bumi
yang mempunyai nilai ekonomi tinggi, diolah menjadi bahan bakar motor, minyak
pelumas, dan aspal.
Sebagai bahan pencemar udara, Hidrokarbon dapat berasal
dari proses industri yang diemisikan ke udara dan kemudian merupakan sumber
fotokimia dari ozon. HC merupakan polutan primer karena dilepas ke udara ambien
secara langsung.
Kegiatan industri yang berpotensi menimbulkan cemaran
dalam bentuk HC adalah industri plastik, resin, pigmen, zat warna, pestisida
dan pemrosesan karet. Diperkirakan emisi industri sebesar 10 % berupa HC.
Sumber HC dapat pula berasal dari sarana transportasi. Kondisi mesin yang
kurang baik akan menghasilkan HC. Pada umumnya pada pagi hari kadar HC di udara
tinggi, namun pada siang hari menurun. Sore hari kadar HC akan meningkat dan
kemudian menurun lagi pada malam hari. Adanya hidrokarbon di udara terutama
metana, dapat berasal dari sumber-sumber alami terutama proses biologi
aktivitas geothermal seperti explorasi danpemanfaatan gas alam dan minyak bumi
dan sebagainya. Jumlah yang cukup besar juga berasal dari proses dekomposisi
bahan organik pada permukaan tanah, Demikian juga pembuangan sampah, kebakaran
hutan dan kegiatan manusia lainnya mempunyai peranan yang cukup besar dalam
memproduksi gas hidrokarbon di atmosfir.
C. Dampak Pencemaran Hidrokarbon
Pencemaran
udara oleh hidrokarbon (HC) dapat berasal dari HC yang berupa gas, cair, dan
padat. Apabila HC berupa gas maka akan tercampur bersama bahan pencemar
lainnya. Apabila HC berupa cairan maka HC tersebut akan membentuk kabut minyak (droplet) yang keberadaannya di udara
akan sangat mengganggu lingkungan. Sedangkan bahan pencemar HC yang berupa
padatan maka udara akan tampak seperti asap hitam.
Jika
pencemaran udara oleh HC juga disertai dengan bahan pencemar NOx
maka dengan oksigen bebas yang ada di udara akan membentuk Peroxy Acetyl
Nirates (PAN). Selanjutnya PAN ini bersama-sama dengan CO, Ozon akan membentuk
kabut foto kimia yang dapat merusak tanaman.
Hidrokarbon
dalam jumlah sedikit tidak begitu membahayakan kesehatan manusia, meskipun HC
juga bersifat toksik. Namun, jika HC berada di udara dalam jumlah banyak dan
tercampur dengan bahan pencemar lain maka sifat toksiknya akan meningkat. Sifat
toksik HC akan lebih tinggi jika berupa bahan pencemar gas, cairan, dan
padatan. Hal ini dikarenakan padatan dan cairan akan membentuk ikatan-ikatan
baru dengan bahan pencemar lainnya. Ikatan baru ini sering disebut dengan Polycyclic Aromatic Hydrocarbon yang
disingkat PAH. Pada umumnya PAH ini merangsang terbentuknya sel-sel kanker
apabila terhisap masuk ke dalam paru-paru. PAH yang bersifat karsinogenik ini
banyak terdapat di daerah industri dan daerah yang padat lalu-lintasnya. Sumber
timbulnya PAH adalah gas buangan hasil pembakaran bahan bakar fosil.
Toksisitas
HC tergantung pada senyawa penyusun HC tersebut. Pada umumnya senyawa aromatik
seperti benzena dan toluena, lebih beracun dari pada HC alifatik maupun HC
alisiklik. Dalam keadaan gas, HC dapat menyebabkan iritasi pada membran mukosa.
Apabila terhisap ke dalam paru-paru dapat menimulkan luka dibagian dalam dan
menimbulkan infeksi.
Senyawa HC
|
Konsentrasi (ppm)
|
Pengaruh terhadap tubuh
|
Benzena
|
100
|
Iritasi
terhadap mukosa
|
3.000
|
Lemas
(0,5-1 jam)
|
|
7.500
|
Paralysys
(0,5-1 jam)
|
|
20.000
|
Kematian
(5-10 menit)
|
|
Toluena
|
200
|
Pusing,
lemah, pandangan kabur setelah 8 jam
|
600
|
Gangguan
syaraf dan dapat diikuti kematian setelah kontak dalam waktu yang lama
|
D.
Pengendalian Hidrokarbon
a. Mitigasi Dampak Hidrokarbon
Terdapat empat strategi dalam mitigasi
dampak hidrokarbon :
1. Kontrol emisi kendaraan bermotor,
hal ini dapat dilakukan secara periodik. Jakarta mulai memberlakukan sistem
kontrol emisi gas buang kendaraan bermotor per Januari 2006. Diharapkan stiker
lulus uji emisi ini akan menjadi syarat pengurusan STNK. Pengujian emisi itu
dilakukan dengan cara memasukkan selang pada lubang knalpot dan alat akan
mencetak hasil pengukuran. Sementara agar sebuah kendaraan dapat lulus uji
emisi dikeluarkan standar baku mutu. Untuk bahan bakar bensin dengan sistem
karburator dan sistem injeksi, zat yang akan diukur adalah kadar
karbonmonoksida dan hidro karbon. Sedangkan bahan bakar solar berdasarkan
persentase opasitas.
2. Kontrol emisi sumber stasioner seperti
kilang minyak, petrokimia dengan menggunakan metode kondensasi, evaporasi, insenerasi,
absorpsi dan subsitusi
3. Penghindaran reseptor dari daerah
yang tercemar.
4. Kontrol lingkungan (Controlled
environment). Ada beberapa macam teknik yang telah digunakan untuk mengontrol
emisi hidrokarbon dari sumbernya, yaitu insinerasi, adsorbsi, absorbsi dan
kondensasi. Dua macam alat insinerasi telah digunakan. Yang pertama
menggunakan api untuk osdiasi lengkap hidrokarbon menjadi CO2 dan
air, dimana efisiensi penghilangan hidrokarabon sangat tinggi. Alat yang kedua
menggunakan katalis sehingga oksidasi hidrokarbon lengkap dapat terjadi pada
suhu rendah daripada dalam alat pertama. Tetapi masalah yang mungkin timbul
adalah keracunan katalis. Metode adsorbsi, gas buangan dilalukan pada bed yang
terdiri dari adsorber granula terbuat dari karbon aktif. Pada metode absorbsi
cara yang dilakukan hampir sama dengan metode adsorbsi, hanya bedanya gas-gas
buangan mengalami kontak dengan cairan dimana hidrokarbon akan larut atau
tersuspensi. Metode kondensasi dilakukan dengan prinsip pada suhu yang rendah
gas hidrokarbaon akan mengalami kondensasi menjadi cairan. Gas-gas dilalukan
melewati permukaan bersuhu rendah, dan cairan hidrokarbon yang terkondensasi
tetap tertinggal dan dapat dikumpulkan.
b. Alternatif
Bahan Bakar
Alternatif
mengganti bahan bakar kendaraan bermotor dengan menggunakan energi sinar
matahari dan juga minyak-minyak sayuran (nabati). Antara lain dengan
menggunakan minyak kelapa sawit Ternyata sumber hidrokarbon bisa didapat dalam
minyak kelapa sawit atau biji-bijian yang lain.Padanya terdapat struktur
trigliserida yang serupa dengan hidrokarbon minyak bumi, yang memungkinkan
digunakan untuk mensubstitusi minyak bumi. Peran teknologi katalis sangat vital
pada tahap ini karena mengubah struktur trigliserida menjadi produk yang saat
ini disuplai oleh minyak bumi memerlukan katalis yang tepat. Turunan gliserida
yang dapat menggantikan bahan yang disuplai dari minyak bumi ialah bahan baker
(solar dan bensin) dan bahan baku petrokimia.
E.
Pencegahan
1. Sumber Bergerak
a) Merawat mesin kendaraan bermotor agar
tetap baik.
b) Melakukan pengujian emisi secara
berkala dan KIR kendaraan.
c) Memasang filter pada knalpot.
2. Sumber Tidak Bergerak
a) Memasang scruber pada cerobong asap.
b) Memodifikasi
pada proses pembakaran.
3.
Manusia
Apabila kadar
oksidan dalam udara ambien telah melebihi baku mutu (235 mg/Nm3 dengan
waktu pengukuran 1jam) maka untuk mencegah dampak kesehatan dilakukan
upaya-upaya:
a) Menggunakan alat pelindung diri,
seperti masker gas.
b) Mengurangi
aktifitas di luar rumah.
BAB
III
KASUS
– KASUS PENCEMARAN UDARA
A.
Pencemaran Udara di Jawa Barat
Besarkah ancaman dampak pencemaran udara terhadap
kesehatan pada warga kota di Jawa Barat? Sayang sekali jawabannya adalah cukup
besar. Hasil uji emisi pada tahun 2003 terhadap 3.000 kendaraan bermotor
berbahan bakar bensin dan solar di Kota Bandung, 53% dari 2.134 unit kendaraan
berbahan bakar bensin, dan 70% dari 866 unit yang berbahan bakar solar
menunjukkan, tidak memenuhi baku mutu emisi kendaraan bermotor ("Pikiran
Rakyat", 12 Maret 2004). Secara umum, sekira 53% dari kendaraan yang diuji
tidak memenuhi syarat baku mutu emisi. Kondisi tahun 2004 juga tidak terlalu
berubah, di mana > 40% kendaraan bermotor dengan bahan bakar bensin dan
solar tidak memenuhi persyaratan baku mutu emisi sumber bergerak (Kepmen LH No.
13/MENLH/3/1995).
Hal inilah yang menyebabkan kota-kota di Jawa Barat
dengan kepadatan kendaraan bermotor tinggi kualitas udaranya termasuk buruk.
Misalnya Kota Bandung dalam kurun waktu satu tahun hanya tercatat 55 hari yang
tergolong sehat. Kualitas udara yang buruk ini juga dikuatkan dengan adanya
kecenderungan konsentrasi hidrokarbon (HC) yang meningkat di atas ambang batas
hingga 4-8 kali dari konsentrasi ambang batas baku mutu udara ambien (160
mg/m3/3jam) berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 41 tahun 1999. Tingginya
konsentrasi HC di udara menunjukkan kontribusi emisi pembakaran bahan bakar
yang besar.
Selain ancaman timbal dan hidrokarbon, pencemaran udara
dalam bentuk hujan asam juga perlu memperoleh perhatian yang sungguh-sungguh.
Catatan BPLHD Jawa Barat menunjukkan bahwa, pH air hujan di Kota Bandung hingga
tahun 1997 masih bersifat netral (pH bervariasi 6-7). Tahun berikutnya terus
menurun hingga mencapai pH 3 (sangat asam) pada 2000. Dengan pertimbangan tidak
adanya perbaikan signifikan dalam pola pengelolaan sistem transportasi dan
industri serta makin bertambahnya jumlah kendaraan bermotor, maka pencemaran
udara dalam bentuk hujan asam diperkirakan lebih tinggi daripada yang terjadi
pada tahun 2000.
Hujan asam menimbulkan dampak korosif pada material
bangunan. Pengasaman tanah akan berakibat larutnya (Al3+) aluminium dan
logam-logam berat lain di dalam tanah yang selanjutnya terbawa ke badan-badan
air dan menyebabkan keracunan dan kemusnahan biota air. Selain itu juga akan
menyebabkan kandungan timbal dalam bahan baku air minum naik dan menimbulkan
risiko berbagai jenis penyakit. Deposisi hujan asam pada tanaman hutan dapat
menyebabkan gangguan pertumbuhan hingga kerusakan yang serius terhadap
keanekaan hayati hutan.
B.
Pencemaran Udara di Amerika
Di Amerika, para pengemudi
telah meninggalkan bensin yang mengandung timah penyebab kebanyakan polusi
udara bermuatan timah begitu sempurnanya mereka menjauhi bensin itu sehingga
sebagian besar pompa bensin tidak lagi menjualnya. Karena timah hampir hilang
sebagai zat aditif bensin di Amerika Serikat, maka konsentrasi rata-rata zat
ini dalam darah anak-anak menurun hampir setengahnya. Walaupun para pembuat
bensin bermuatan timah dan zat aditif timah memperingatkan bahwa harga bahan
bakar akan meningkat dan persediaan berkurang, ternyata kedua hal tersebut
tidak terjadi. Para pengemudi di Amerika Serikat sekarang hampir tidak
merasakan tiadanya zat bahan bakar beracun ini, walaupun mereka tahu zat
tersebut pernah ada. Penurunan tingkat konsentrasi timah di atmosfer merupakan
"suatu keberhasilan lingkungan terbesar", kata Michael Walsh, seorang
konsultan pemerintah Cina, Swedia, Swis dan negara-negara lain.
Sesungguhnyalah, menghilangnya bensin bermuatan timah telah membantu
lahirnya suatu generasi baru bahan bakar berwawasan lingkungan yang lebih
bersih lagi di pasaran. Bensin jenis-jenis baru ini telah diformulasi ulang
untuk menghilangkan sampai 90% zat benzene dan kandungan yang beracun lainnya,
sehingga tingkat pencemaran udara di banyak kota di AS menurun sampai 15 persen
dalam kurun waktu satu tahun setelah diberlakukan penjualan yang dianjurkan.
Tapi keberhasilan ini tidak terbatas pada program-program penggantian jenis
bahan bakar saja.
C.
Pencemaran Udara di Jepang
Di Jepang, teknologi pengurangan polusi seperti "penggosok"
cerobong asap yaitu perangkat yang dapat menghilangkan sampai 95% pencemaran
gas sulfur dari gas cerobong asap dipasang pada pembangkit tenaga listrik di
seluruh negeri. Perangkat ini mengurangi pengeluaran sulfur dioksida suatu
polutan yang tercipta ketika terjadi pembakaran bahan bakar yang mengandung
sulfur seperti batubara dan minyak sampai hampir 40 persen antara tahun 1974
dan 1983, walaupun pada saat itu terjadi peningkatan ekonomi yang tajam. Di
Prancis, emisi sulfur dioksida secara nasional turun sampai kira-kira 75 persen
setelah jenis-jenis bahan bakar itu digantikan oleh tenaga nuklir. Tentu saja
tidak semua negara mau menggunakan pembangkit tenaga nuklir, seperti juga
banyak negara tidak mau menambahkan pemasangan perangkat pengendali polusi. Apa
yang sesuai bagi satu kota atau negara mungkin tidak sesuai bagi yang lain.
Walaupun demikian, semakin lama semakin beragam jalan keluar yang tersedia bagi
bermacam-macam masalah, yang berhasil baik di bidang-bidang tertentu, walau tidak
semua.
BAB
IV
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Hidrokarbon merupakan merupakan
senyawa karbon yang paling sederhana yang terdiri dari atom karbon (C) dan
hidrogen (H). Dalam kehidupan hidrokarbon banyak digunakan baik sebagai
kebutuhan individu maupun komersial. Namun zat sangat berbahaya bagi
kelangsungan hidup apabila terlangsung terus memerus.
B.
Saran
Setiap individu
mempunyai kesadaran untuk mengurangi kegiatan yang menghasilkan hidrokarbon.
DAFTAR
PUSTAKA
Anonim.2007.Hidrokarbon.Diunduh
tanggal 15 Maret 2013 dari http://jurnalingkungan.wordpress.com/hidrokarbon/
Arya,
wisnu.2004.Dampak Pencemaran Lingkungan.Yogyakarta:Penerbit
Andi
Soedomo, mustikahadi. 2001.Pencemaran Udara.Bandung:ITB Bandung.
Komentar